"Assalamualaikum.. mazeko.. sy cerita dikit gpp ya.. Sy ada mbl pick up rncananya mau dijual.. uang'y mo di sedekahin.. tp berhubung blm laku2 sy blm bs laksanain...maaf sy mo mnt pndpat baiknya gmn?sy serahin aj mbl'y?tp maaf klo ngeropotin ya... trserah deh mau dijual atau digunakan yg bermanfaat... Y cm maaf kondisi mbl nya yaa.. maklum mbl tua da gitu jarang dipake.. Sy tlp aj ya", demikian pesan yg masuk ke Whatsapp saya pada Rabu setelah subuh tanggal 5 Oktober 2016 kemarin. Selanjutnya kami komunikasi via seluler untuk beberapa menit dan terakhir disebutkan sebuah alamat lengkap yg saya cukup hapal wilayahnya.
Ditemani jeng Eka Diah Purwanti & bang Wahyu Din, pada hari Minggu siang kemarin, jalanlah kami ke tekape, di sekitar daerah Bintara, Kota Bekasi. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan posisi tepat titik koordinat si "Angel" ini, sebut saja namanya seperti itu, karena yg bersangkutan minta namanya dirahasiakan. Persis seperti pesan singkat di henpon saya, terlihat sesosok berbadan langsing, berpostur tinggi, mengenakan baju garis-garis biru putih horizontal, telah menunggu di pinggir jalan. Saya parkirkan kendaraan di sebuah tanah kosong di sisi kiri jalan.
"Assalamu'alaikum…", sapa saya.
"Wa'alaikumsalam... Mari langsung ke rumah aja.", sahut pemilik wajah yg datar dan tenang, dengan sorot mata yg sangat optimis itu.
Kami mengikuti langkah kakinya. Tempat tinggalnya ada di dalam gang, di seberang kebun kosong tempat kendaraan kami diparkir. Sebuah rumah petak dengan sistem sewa bulanan. Di depan kontrakannya ternampak sebuah sepeda motor dengan sebuah payung lebar dan kotak kayu seperti kotak pedagang siomay di jok belakang.
"Ini kenalkan kawan-kawan saya, Eka dan bang Wahyu.", saya mengenalkan.
“Oh..iya, mari, silahkan masuk.", Ujarnya sambil membuka pintu rumahnya, yg menurut pengakuannya gak pernah dikunci.
Kami masuk ke dalam rumahnya yg berukuran sekitar 3x7 m, yg terdiri dari ruang depan, ruang tengah, dan kamar mandi. Ruang depan, yg sekaligus merangkap sebagai ruang tamu dan ruang tidur, dihiasi sebuah lemari container plastik 3 susun. Tempat yg kami duduki pun hanya beralaskan selembar matras plastik yg juga digunakan oleh si pemilik rumah untuk mengistirahat badannya di malam hari. Sejak awal mula duduk saya cuma terbengong-bengong.
"Ini, silahkan air minumnya.", kata sang tuan rumah.
Sambil tergeragap dari kebengongan saya berujar, "Ooohh..iya... Gak perlu repot-repot". Selanjutnya jeng Eka mulai ngobrol dengan tuan rumah, sedangkan saya semakin hanyut dalam kebengongan.
"Angel" ini usianya saya taksir sekitar 45 tahun. Ketika ditanya jeng Eka tentang pekerjaan utamanya, sambil menunjuk motor yg terparkir di depan, dia menjawab bahwa dia sehari-hari berjualan makanan di depan sebuah sekolah di sekitar Bintara, Bekasi Barat.
Dulu, katanya, pernah punya usaha penyewaan tenda untuk pesta yg cukup lumayan. Tapi entah kenapa sekarang ini sudah gak berlanjut. Peninggalan usaha yg tersisa ya cuma mobil pick up itu.
"Jadi mobil itu saya sedekahkan. Cuma sebuah Daihatsu Espass Pick Up keluaran tahun 2003. Silahkan digunakan apabila itu memang bisa dimanfaatkan. Atau silahkan dijual yg uangnya nanti bisa digunakan untuk hal-hal yg bermanfaat.", ujarnya.
Saya makin melongo, antara percaya gak percaya, antara berada di dunia nyata atau sedang diajak take action di sinetron.
"Kenapa kok disedekahin?", gumam saya yg masih bengong.
"Ya saya pengennya disedekahin. Kalo ditanya alasannya, ya buat disedekahin. Udah gitu aja.", jawabnya sambil menyerahkan kunci mobil, STNK dan BPKB, yg saya cocokkan dengan KTPnya tembus, sama persis.
Dzig! Dzig! Saya seperti di-Doobal Dangsang Chagi sama si Shoultan Rafi, pelatih taekwondo di Rumah Madani. Sangat telak! Serempak rambut di tengkuk, tangan, dan kaki saya berdiri semua. Asli Merinding!
Kalo dipikir-pikir, seumpama mobil itu dijual, uangnya sangat lebih dari cukup untuk bikin usaha yg lebih besar. Kalo pun gak dijual, minimal disewain aja, ada passive income yg juga bisa didapat. Gak ngerti gimana cara berpikirnya.
Di tempat itu, di hari Minggu siang kemarin, saya seperti diberi sebuah pelajaran yg sangat berharga, yg masih sangat sulit bagi saya untuk mencernanya. Saya dituntun untuk melihat suatu kekuatan dibalik kesederhanaan. Saya ditunjukkan secara langsung dengan kasat mata sebuah keteguhan yang menghasilkan kesabaran. "Angel" dipilih Allah untuk mengajari saya sebuah pelajaran yg di luar nalar, yg saya sendiri belum sanggup untuk menjalaninya.
Mudah-mudahan sedekahmu bisa sangat bermanfaat dan bisa dimanfaatkan untuk membantu orang banyak, "Angel". Gak banyak kata yg terucap dari kerongkongan ini selain sebait kata sederhana, ALHAMDULILLAH, JAZAKILLAH KHOIRON.
EmoticonEmoticon